Bahaya Merokok yang Mengintai Kesehatan Anda
Oleh Widya Citra AndiniInformasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania Savitri - Dokter Umum
Mungkin saat ini Anda sedang merasakan betapa nikmatnya rokok dalam setiap isapannya. Namun, sadarkah Anda bahwa kenikmatan rokok tak sebanding dengan bahaya yang ditimbulkan? Ada banyak sekali bahaya merokok yang mengintai kesehatan jika Anda terus mempertahankan kebiasaan ini. Jangan hanya karena gaya-gayaan, bahaya merokok yang bahkan tertera sanat jelas di kemasannya Anda abaikan begitu saja.
Bahaya merokok untuk para perokok aktif
Merokok sudah seperti gaya hidup yang bahkan dilakukan untuk sekadar ajang pamer dan menaikkan citra diri. Tak cuma pria dan orang-orang yang sudah dewasa, wanita dan remaja sudah banyak sekali yang merokok. Padahal, merokok adalah kebiasaan buruk yang bisa merusak tubuh dan menyebabkan berbagai penyakit mematikan.
Saat sedang merokok, mungkin Anda merasa tidak ada yang salah dengan tubuh. Anda mungkin merasa sehat-sehat saja sehingga sama sekali tak khawatir akan bahaya yang ada di dalam rokok yang Anda isap.
Namun, tahukah Anda bahwa rokok mengandung ribuan zat yang bisa membahayakan tubuh? Efeknya mungkin tidak langsung muncul tetapi seiring berjalannya waktu, berbagai zat di dalamnya bisa membawa bahaya untuk tubuh. Berikut berbagai bahaya merokok yang sebaiknya Anda waspadai:
Meningkatkan risiko kanker
Dilansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention, di Amerika Serikat rokok menjadi penyebab 90 persen kematian akibat kanker paru-paru.
Namun, tak hanya kanker paru-paru, merokok juga bisa menyebabkan kanker di bagian tubuh lainnya seperti:
- Mulut
- Laring (kotak suara)
- Faring (tenggorokan)
- Kerongkongan
- Ginjal
- Serviks
- Hati
- Kandung kemih
- Pankreas
- Perut
- Kolon (usus 12 jari)
Ketika sel-sel tubuh terpapar asap rokok, saat itu pula sel dalam bahaya. Apa pun jenis rokok yang Anda gunakan, risiko kanker tak bisa dihindarkan. Oleh sebab itu, merokok sangat bahaya untuk organ-organ tubuh karena bisa rusak secara perlahan.
Meningkatkan risiko diabetes
Diabetes adalah salah satu bahaya kesehatan yang bisa muncul sebagai efek dari merokok. Para perokok aktif ini 30 sampai 40 persen berisiko lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
Ini karena nikotin di di dalam rokok membuat kadar gula darah menjadi terlalu naik atau terlalu turun. Selain itu, nikotin juga mengubah proses kimia dalam sel sehingga tidak bisa merespon insulin. Kondisi disebut dengan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel tidak bisa menggunakan gula darah dengan baik karena terganggunya respon tubuh terhadap insulin.
Ketika resistensi insulin terjadi, kadar gula darah di dalam tubuh bisa terlalu tinggi. Ini karena hormon insulin bertugas membantu tubuh dalam penyerapan glukosa. Glukosa yang telah diserap ini bisa dibakar menjadi energi atau disimpan sebagai lemak.
Sayangnya, ketika insulin terganggu akibat rokok, kadar gula darah jadi tak terkendali. Jika dibiarkan kondisi ini bisa meningkatkan komplikasi diabetes seperti masalah jantung, kerusakan ginjal, saraf, dan mata.
Melemahkan sistem kekebalan tubuh
Asap rokok mengandung tar dan zat kimia lain yang bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh. Ketika sistem kekebalan tubuh melemah, bagian ini tidak bisa bekerja maksimal untuk melawan infeksi yang masuk. Hal ini membuat Anda lebih rentan terkena berbagai penyakit bahkan yang ringan sekali pun.
Melemahnya sistem kekebalan tubuh juga membuat Anda menjadi lebih rentan terkena penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis atau rematik. Penyakit ini menyerang sendi di tulang tangan dan kaki. Jika tidak segera diobati, penyakit ini bisa menyebabkan keropos tulang dan kelainan bentuk sendi.
Merusak mata
Menurut National Eye Institute, merokok bisa meningkatkan risiko degenerasi makula hingga dua kali lipat pada orang berusia di atas 65 tahun.
Degenerasi makula adalah kondisi saat makula atau titik kecil di dekat pusat retina mengalami kerusakan. Padahal area ini membuat Anda bisa melihat benda yang ada lurus di depan.
Meski tak menyebabkan kebutaan total, degenerasi makula membuat kemampuan penglihatan utama Anda menjadi terganggu. Akibatnya, Anda akan sulit untuk melihat wajah seseorang, mengemudi, membaca, menulis, atau melalukan pekerjaan rumah.
Selain itu, merokok juga bahaya untuk mata karena saat Anda punya diabetes, katarak dan glaukoma jadi komplikasi yang rentan menyerang. Selain itu, penderita diabetes yang merokok juga berisiko lebih cepat untuk terkena retinopati diabetik yang bisa menyebabkan kebutaan.
Luka jadi susah kering
Nutrisi, mineral, dan oksigen semuanya disuplai ke jaringan melalui aliran darah. Sayangnya, nikotin menyebabkan pembuluh darah mengencang sehingga bisa menurunkan nutrisi yang disuplai ke luka. Akibatnya, luka membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.
Penyembuhan yang lebih lambat ini meningkatkan risiko infeksi setelah cedera atau operasi. Hal ini tentu berbahaya karena bakteri atau virus bisa masuk dan menginfeksi tubuh.
Menyebabkan penyakit gigi dan mulut
Orang yang merokok berisiko dua kali lipat terkena penyakit gusi. Jika anda mengisap terlalu banyak rokok dalam sehari, risiko penyakit pun akan meningkat tajam.
Penyakit gusi atau yang disebut dengan periodontitis adalah infeksi gusi yang bisa menghancurkan tulang penopang gigi. Periodontitis jadi salah satu penyebab utama tanggalnya gigi pada orang dewasa.
Adapun berbagai gejala yang biasanya muncul saat seseorang terkena penyakit gusi yaitu:
- Gusi yang bengkak dan lunak
- Gusi berdarah saat sikat gigi
- Gigi tanggal atau copot
- Gigi sensitif
Selain itu, merokok juga bisa menodai gigi. Biasanya perokok berat memiliki noda kuning atau cokelat di gigi bagian depan terutama di tengah. Pasalnya, area gigi tersebut merupakan bagian di mana rokok biasanya menempel saat diisap.
Indera pengecapan dan penciuman terganggu
Faktanya, indera pengecapan dan penciuman mereka yang tidak merokok lebih tajam ketimbang para perokok. Hal ini membuat para perokok biasanya tidak bisa merasakan makanan secara maksimal.
Akibatnya, nafsu makannya kerap berkurang karena kemampuannya untuk merasakan keharuman dan kelezatan masakan lebih rendah. Namun, hal ini tidak akan berlangsung selamanya atau permanen. Ketika Anda berhenti merokok, kemampuan ini akan kembali dengan sendirinya.
Masalah pada sistem kardiovaskular
Merokok sangat berbahaya karena bisa merusak seluruh sistem kardiovaskular Anda. Nikotin bisa membuat pembuluh darah mengencang yang bisa membatasi aliran darah. Seiring berjalannya waktu, penyempitan akan terjadi bersamaan dengan kerusakan pada pembuluh darah. Kondisi ini bisa menyebabkan penyakit arteri perifer.
Selain itu, bahaya merokok lainnya yaitu meningkatkan tekanan darah, melemahkan dinding pembuluh darah, dan meningkatkan risiko pembekuan darah. Hal ini membuat risiko stroke dan jantung koroner meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.
Bahkan, orang yang merokok kurang dari lima batang sehari juga bisa memiliki tanda-tanda awal penyakit kardiovaskular.
Masalah pada sistem pernapasan
Asap rokok adalah zat yang bisa merusak paru-paru dan sistem pernapasan secara perlahan. Seiring berjalannya waktu, kerusakan ini bisa menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) yang tidak dapat disembuhkan.
Semakin lama dan semakin banyak puntung rokok yang diisap, risiko PPOK akan semakin meningkat. Ini karena merokok memang penyebab PPOK yang paling umum.
Munculnya suara-suara di dada seperti mengi, berderak, atau bersiul merupakan tanda awal PPOK. Selain itu, sesak napas dan batuk lendir juga jadi gejala yang tidak bisa disepelekan. Dalam kondisi yang sudah parah, PPOK membuat penderitanya terengah-engah dan merasa seolah mereka sedang tenggelam.
Emfisema
Emfisema adalah kondisi di mana kantung udara di paru-paru perlahan hancur hingga membuat napas menjadi pendek-pendek. Ketika kantung udara rusak, hal ini otomatis akan menurunkan jumlah oksigen yang mencapai darah.
Seiring berjalannya waktu, kantung yang sudah pecah ini membuat penderita emfisema harus bekerja sangat keras untuk mendapatkan udara yang cukup. Bahkan, dalam keadaan tidak beraktivitas pun dadanya akan terasa sangat sesak.
Orang dengan emfisema juga berisiko terhadap banyak masalah kesehatan lain akibat fungsi paru yang lemah termasuk penumonia. Ketika kondisinya sudah parah, pasien hanya bisa bernapas dengan bantuan oksigen. Emfisema tidak dapat disembuhkan tetapi dapat diobati dan diperlambat jika orang tersebut berhenti merokok.
Bronkitis kronis
Bronkitis kronis adalah kondisi saat saluran udara memproduksi lendir terlalu banyak. Hal ini membuat penderitanya terangsang untuk batuk. Biasanya kondisi ini termasuk salah satu yang paling sering terjadi pada perokok.
Seiring berjalannya waktu, saluran udara akan tersumbat oleh jaringan parut dan lendir. Lama-lama kondisi ini bisa menyebabkan infeksi paru-paru (pneumonia).
Tidak ada obat untuk bronkitis kronis. Akan tetapi, berhenti merokok bisa membantu mengendalikan gejalanya. Berhenti merokok juga membantu mengendalikan kerusakan agar kondisinya tak bertambah buruk.
Merokok juga dapat memperburuk atau memperpanjang masalah pernapasan seperti asma, atau infeksi saluran pernapasan seperti flu biasa.
Selain itu, anak-anak yang orangtuanya merokok lebih rentan terkena serangan batuk, mengi, dan asma dibandingkan anak yang orangtuanya tidak merokok. Tak cuma itu, anak-anak tersebut juga cenderung berisiko tinggi terkena pneumonia dan bronkitis.
Masalah pada kulit, rambut, dan kuku
Perubahan kulit jadi salah satu gejala yang kerap muncul pada perokok. Zat dalam asap tembakau ini bisa mengubah struktur kulit bagian dalam. Hal ini membuat risiko kanker karsinoma sel skuamosa meningkat tajam terutama pada bibir. Selain itu, perokok juga biasanya mengalami penuaan dini seperti kulit yang lebih cepat keriput.
Oang yang merokok juga lebih rentan terkena infeksi kuku jamur. Infeksi jamur membuat kuku menjadi rapuh dan tak sekuat biasanya. Perokok berat juga biasanya memiliki kuku yang berwarna kekuningan akibat terlalu sering memegang rokok.
Selain itu, kondisi ini juga membuat tampilan kuku menjadi terganggu. Perokok juga cenderung berisiko tinggi mengalami kerontokan, kebotakan, dan muncul uban lebih dini.
Masalah pada sistem reproduksi
Merokok bisa merusak sistem reproduksi perempuan dan membuatnya sulit hamil. Kemungkinan besar hal ini disebabkan karena tembakau dan zat lain dalam rokok yang memengaruhi kadar hormon di dalam tubuh. Selain itu, wanita perokok cenderung mengalami menopause lebih awal daripada mereka yang tidak merokok.
Sementara pada pria, merokok membawa bahaya tersendiri pada penis. Ini karena rokok merusak arteri dan aliran darah, dua faktor penting dalam proses ereksi. Perokok cenderung berisiko tinggi terkena impotensi atau disfungsi ereksi. Semakin banyak rokok yang diisap dan semakin lama kebiasaan ini dilakukan, risiko impotensi pun akan semakin tinggi.
Merokok juga bisa berpengaruh pada sperma yang bisa mengurangi kesuburan pria. Jika kualitas sperma buruk, janin berisiko tinggi untuk mengalami keguguran dan cacat lahir.
Masalah pada kehamilan
Merokok merupakan kegiatan berisiko tinggi pada ibu hamil. Jika seorang wanita hamil merokok, ada banyak sekali masalah kesehatan yang mengintai ibu dan janin, seperti:
- Mengalami kehamilan ektopik (hamil anggur) di mana embrio tumbuh di luar rahim
- Cenderung mengalami pecah ketuban dini dan plasenta yang terpisah dari rahim sebelum waktunya
- Perdarahan serius, kelahiran prematur, dan operasi caesar darurat
- Mengalami keguguran, bayi lahir mati, bayi dengan bibir atau langit-langit mulut sumbing, dan berat bayi lahir rendah
- Bayi berisiko mengalami cacat lahir yang tinggi dan sindrom kematian bayi mendadak
- Paru-paru, otak, dan sistem saraf janin rentan mengalami kerusakan
Jangan hanya karena hasrat merokok yang sulit ditahan, bayi Anda jadi terkena efeknya. Sayangi tubuh Anda dan bayi yang berada dalam kandungan dengan berhenti merokok.
Bahaya kesehatan pada perokok pasif
Bahaya merokok tidak hanya berdampak pada perokok itu sendiri. Namun, asap rokok yang dihirup orang lain juga dapat membahayakan kesehatannya.
Orang yang ikut menghirup asap rokok (tapi tidak merokok) disebut perokok pasif. Perokok pasif juga berisiko tinggi terpapar masalah kesehatan atau bahaya yang sama dari mereka yang merokok secara aktif.
Bayi dan anak-anak sangat rentan terhadap efek asap rokok dari orang lain. Pasalnya, tak seperti orang dewasa, bayi dan anak-anak tidak bisa menghindar saat asap rokok ini ada di dekatnya.
Dilansir dari laman American Cancer Society, penelitian menunjukkan bahwa anak yang orang tuanya merokok cenderung:
- Lebih sering sakit
- Memiliki lebih banyak infeksi paru seperti bronkitis atau pneumonia
- Lebih sering batuk, mengi, dan sesak napas
- Lebih sering mengalami infeksi telinga
Selain itu, asap rokok yang terhirup juga bisa memicu serangan asma dan memperburuk gejalanya. Bahkan, anak yang jadi perokok pasif bisa terkena asma padahal sebelumnya tidak pernah ada gejala asma yang muncul. Sementara pada bayi, masalah yang muncul bisa lebih fatal yaitu sindrom kematian bayi mendadak